Bismillaahirrahmaanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Keindahan surga tergambar pada QS Ali’Imran 14 : Dijadikan indah bagi manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini (syahwat) dari wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan, Allah, disisiNyalah sebaik-baik tempat kembali.
Wanita-wanita surga disebut sebagai bidadari. Yang terbagi dari dua yaitu bidadari yang Allah SWT ciptakan langsung sebagai bidadari (sudah ditempatkan di surga) dan wanita-wanita mukmin yang ada di bumi (yang kelak bila masuk surga menjadi bidadari).
Dalam buku Tamasya ke Surga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata:
"Bidadari-bidadari itu adalah wanita suci yang menyenangkan dipandang mata, menyejukkan dilihat dan menentramkan hati setiap pemiliknya. Rupanya cantik jelita, kulitnya mulus. Ia memiliki akhlak yang paling baik, perawan, kaya akan cinta dan umurnya sebaya."
QS. Ar-Rahman 16 :
Di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari yang sopan menundukan pandangannya. Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka. Tidak pula oleh jin.
Lalu, siapakah orang yang akan sangat beruntung mendapatkannya? Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang syahid karena berjihad di jalan Allah, orang-orang yang tulus dan ikhlas membela agama Allah.
QS. Ali’Imran 15 :
Katakanlah hai Muhammad : ‘Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik daripada yang demikian itu? Untuk orang-orang bertaqwa disisinya Rabbnya ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Dan istri-istri yang suci serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya’.
QS. Ad-Dukhan 51-54 :
Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada di tempat yang aman. Di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah dan Kami jodohkan mereka kepada bidadari-bidadari bermata jeli.
Seiring dengan datangnya Islam ke bumi sebagai Rahmatan lil’alamiin, turun juga bidadari-bidadari, dia berwujud manusia yang berhati lembut, menyenangkan dan menyejukkan bila dipandang mata serta menentramkan hati setiap pemiliknya. Dialah wanita sholehah yang menjaga kesucian dirinya.
Allah telah menetapkan beberapa wanita mulia sebagai penghuni surga & penghulu (pemimpin) para bidadari, mereka adalah:
* Asiyah
Sebagai istri Firaun (raja yang sangat zalim), ia mampu mempertahankan aqidah yang dibawa oleh Nabi Musa AS, ia tidak tergiur dengan harta, kemewahan, tahta & kekuasaan. Do’a yang selalu ia panjatkan :
" Ya Rabb-ku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS At-Tahriim 11)
Ia juga teguh memegang keyakinannya pada Allah semata walapun Fir’aun tak hentinya menyiksa. Sesaat sebelum syahid menjemput, ia tersenyum melihat malaikat-malaikat langit turun mendatanginya dan mengajaknya menuju rumah di sisi Rabbnya di surga.
* Maryam
Lahir dari keluarga pemuka agama Bani Israil, Maryam yang oleh orangtuanya diharapkan lahir laki-laki telah dinazarkan untuk diserahkan kepada Baitul Maqdis dan berkhidmat kepada agama Allah. Hidupnya dijalani dengan penghambaan yang utuh kepada Allah SWT. Ia tak pernah menyesali sesuatu yang tidak pernah dimiliki dan menerima dengan lapang hati taqdir Illahi.
* Khadijah
Wanita mulia yang penuh keikhlasan dalam mendermakan seluruh kekayaanya untuk dakwah Rasulullah SAW, demi tegaknya Islam. Begitu tinggi kedudukan beliau di sisi-Nya sampai-sampai sudah disiapkan untuknya sebuah istana dari permata nan sejuk & damai di surga.
‘...Ia beriman padaku ketika semua manusia ingkar. Ia membenarkanku ketika seluruh manusia mendustakan. Ia membantuku dengan hartanya ketika semua manusia menahan harta mereka....’ (HR Ahmad)
* Fatimah
Fatimah yang tumbuh dan berkembang dalam binaan langsung dari ayahanda Rasul yang baik, lemah lembut dan terpuji menjadikannya seorang gadis yang juga penuh kelembutan, berwibawa, mencintai kebaikan plus akhlak terpuji meneladani sang ayah. Rasulullah SAW pun menisbatkannya sebagai wanita penghulu surga.
Setiap wanita berpeluang menjadi bidadari baik di dunia terutama di akhirat kelak, ASALKAN :
* Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah. Ia senantiasa menyerahkan segala urusan hidupnya kepada hukum dan syariat Allah.
* Ia menjadikan Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber hukum dalam mengatur seluruh aspek kehidupannya.
* Ibadahnya baik dan memiliki akhlak serta budi pekerti yang mulia. Tidak hobi berdusta, bergunjing dan riya.
* Berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Ia senantiasa mendoakan orang tuanya, menghormati mereka, menjaga dan melindungi keduanya.
* Ia taat kepada suaminya. Menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dengan kehidupan yang islami. Jika dilihat menyenangakan, bila dipandang menyejukkan, dan menentramkan bila berada didekatnya. Hati akan tenang bila meninggalkanya pergi. Ia melayani suaminya dengan baik, berhias hanya untuk suaminya, pandai membangkitkan dan memotifasi suaminya untuk berjuang membela agama Allah.
* Ia tidak bermewah-mewah dengan dunia, tawadhu, bersikap sederhana. Kesabarannya luar biasa atas janji-janji Allah, ia tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.
* Ia bermanfaat dilingkungannya. Pengabdianya kepada masyarakat dan agama sangat besar. Ia menyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut, hatinya yang bersih, akalnya yang cerdas dan dengan hartanya. "Dan dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah". (HR Muslim)
Dialah bidadari bumi, dialah wanita sholehah yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti dari seluruh isi alam ini.
Ya Allah jadikanlah kami, ibu kami, kakak dan adik kami serta perempuan-perempuan di sekeliling kami menjadi bidadari di dunia dan akhirat, amiin..
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam
Tuesday, 31 August 2010
Wednesday, 18 August 2010
PAHALA MENCARI NAFKAH
Para pengusaha muslim harus memiliki dedikasi yang tinggi dalam mengembangkan usahanya, bersemangat memerangi kemalasan, mengenali medan usaha, tidak berputus asa dalam menghadapi kendala dan hambatan dalam berusaha sehingga menjadi pengusaha yang tangguh, mandiri dan mampu memberantas kemiskinan. Nabi shallallahu 'alaihi wasalam bersabda:"Tidak ada makanan yang dimakan seseorang yang lebih baik dari makanan yang merupakan usaha tangannya sendiri, karena Nabi Allah, Daud, makan dari hasil usaha tangannya sendiri."(1)
Islam sangat membenci pemalas yang menjadi beban orang dan pengemis yang menjual harga diri dengan meminta-minta belas kasihan orang sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallohu'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasalam bersabda: Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang di antara kalian kecuali ia bertemu dengan Allah sementara di wajahnya tidak ada secuil dagingpun.(2)
Abu Qasim Al Khatly bertanya kepada Imam Ahmad: Apa komentar anda terhadap orang yang hanya berdiam di rumah atau di sebuah masjid lalu berkata aku tidak perlu bekerja karena rizkiku tidak akan lari dan pasti datang? Maka beliau menjawab: Orang tersebut bodoh terhadap ilmu, apakah tidak mendengarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam: Allah menjadikan rizkiku di bawah kilatan pedang (jihad). (3)
Sahl bin Abdullah At Tustary berkata: Barangsiapa yang merusak tawakkal berarti telah merusak pilar keimanan dan siapa yang merusak pekerjaan berarti telah membuat kerusakan dalam sunnah. (4)
Allah subhanahu wata'ala tidak melarang para hamba-Nya berusaha, bahkan Allah mencintai segala bentuk usaha asalkan sesuai dengan kaidah dan prinsip agama, maka tidak ada alasan untuk mencela jalur-jalur usaha yang halal, tetapi yang tercela adalah usaha yang haram atau melalaikan ibadah kepada Allah. Bahkan Allah akan memberi ampunan kepada orang yang kelelahan karena mencari nafkah dan gigih bekerja sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasalam: Barangsiapa yang bermalam badannya lelah karena pekerjaannya, maka bermalam dalam keadaan terampuni dosanya. (5)
Wahai saudaraku, saya sengaja memaparkan beberapa atsar dari para ulama yang mulia untuk menepis anggapan sebagian orang bodoh bahwa mencari nafkah dengan cara yang benar agar hidup mandiri dan tidak menjadi beban orang lain merupakan cinta dunia yang menodai sikap kezuhudan. Padahal tidaklah demikian bahkan Abu Darda' berkata: Termasuk tanda kefahaman seseorang terhadap agamanya, adalah adanya kemauan untuk mengurusi nafkah rumah tangganya.(6)
Pengusaha Muslim Harus Bangkit
Krisis global yang melanda sebagian pengusaha sekarang ini jangan mematahkan semangat para pengusaha muslim untuk mengembangkan usahanya, justru keadaan ini digunakan untuk mengoreksi apa yang menjadi sebab terjadinya krisis ekonomi. Jangan bersikap seperti orang-orang kafir, berputus asa dengan melampiaskannya ke diskotik, menenggak khamer atau bahkan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Seorang Muslim dalam menghadapi setiap krisis, hendaknya menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah realita yang harus dihadapi dengan bekal kesungguhan, ilmu, ketawakalan dan menjauhi sifat pengecut serta pandai mengolah kelemahan menjadi sebuah kekuatan.
Situasi krisis harus menjadi cambuk bagi para pengusaha muslim untuk bangkit mencari peluang bisnis dan membuka kran rizki yang mampet. Karena pengusaha muslim dituntut menjadi teladan paripurna, termasuk semangatnya dalam mengais rizki dan membuka lapangan kerja yang halal. Abdurrahman bin Auf radhiyallohu'anhu ketika datang di Madinah dengan segala keterbatasan dan kehidupan yang serba susah, karena konsekwensi hijrah, beliau harus meninggalkan seluruh hartanya di Makkah. Pada kondisi seperti itu beliau mendapat tawaran bantuan namun beliau mengatakan "Tunjukkan kepadaku di mana pasar Madinah". Dalam waktu yang tidak begitu lama beliau sudah mampu hidup mandiri dan menikah dari hasil usahanya.
Kesibukan para utusan Allah subhanahu wata'ala dan para ulama salaf, dalam mencari ilmu dan berda'wah tidak melalaikan mereka mengais rizki yang halal untuk menafkahi keluarganya. Maka, para pengusaha muslim harus bisa meneladani mereka, kesibukannya dalam berusaha jangan membuatnya lalai menuntut ilmu atau alasan menuntut ilmu membuatnya malas untuk mencari nafkah.
Apapun bentuk usaha seorang muslim asalkan halal dan diperoleh dengan cara yang benar harus ditekuni dan dijalani dengan sungguh-sungguh dan penuh suka cita, hilangkan perasaan rendah diri, malu atau gengsi dengan profesi yang dijalaninya karena mungkin dianggap oleh kebanyakan orang sebagai bentuk profesi hina dan tidak bermartabat, sementara mulia dan tidaknya sebuah usaha atau profesi tidak bergantung pada bergengsi atau tidaknya di pandangan manusia seperti bekerja di perusahan asing ternama atau jabatan kelas tinggi atau bekerja ditempat yang basah duitnya, namun kemuliaan sebuah usaha sangat ditentukan oleh kehalalan dan benarnya jenis usaha dihadapan Allah serta terpuji dipandangan syariat islam.
Para nabi dan rasul telah memberikan contoh kepada kita dalam berusaha dan berkarya untuk menopang kelangsungan dakwah dan tersebarnya risalah, nabi Zakaria menjadi tukang kayu, nabi Idris menjahit pakaian dan nabi Daud membuat baju perang, sehingga bekerja untuk bisa hidup mandiri merupakan sunnah para utusan Allah subhanahu wata'ala dan berusaha untuk mencari nafkah baik dengan berniaga, bertani atau berternak tidak dianggap menjatuhkan martabat dan tidak bertentangan dengan sikap tawakkal.(7)
Begitu pula para ulama salaf mereka tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan ulet dalam berusaha, tapi mereka juga gigih dan tangguh dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama. Tidak mengapa seorang bekerja di bidang dakwah dan urusan kaum muslimlin lalu mendapat imbalan dari pekerjaan tersebut karena Umar bin Khaththab radhiyallohu'anhu ketika menjadi Khalifah mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dari baitul mal.(8)
Perlu diketahui bahwa kualitas seseorang sangat tergantung pada keberhasilannya, daya tariknya untuk memberi manfaat orang lain, hasil pekerjaannya, dan martabatnya di hadapan Allah dan hamba-Nya, maka seorang pengusaha muslim harus hidup berkecukupan agar menuntut ilmu menjadi mudah, beribadah menjadi lancar, bersosialisasi menjadi gampang, bergaul semakin indah, berdakwah semakin sukses, berumah tangga semakin stabil dan beramal shalih semakin tangguh.
Footnote:1. Shahih diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya (2072) dan Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 8/ 62. H.R Bukhari, Muslim dan Nasa'i dalam sunannya.3. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 302.4. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 299.5. LIhat fathul Bari, 4/353.6. Diriwayatkan Ibnu Abu Dunya dalam Ishlahul Mal Hal:223, Ibnu Abu Syaibah (34606) dan Al Baihaqi dalam As Syuab (2/365)7. Lihat Fathul Bary, Juz 4. / l 358 dan Al Minhaj Syarah Sahih Muslim Juz, 15/ 133.8. Lihat Fathul Bary, 4 / 357.
Islam sangat membenci pemalas yang menjadi beban orang dan pengemis yang menjual harga diri dengan meminta-minta belas kasihan orang sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah hadits dari Abdullah Ibnu Umar radhiyallohu'anhu bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasalam bersabda: Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang di antara kalian kecuali ia bertemu dengan Allah sementara di wajahnya tidak ada secuil dagingpun.(2)
Abu Qasim Al Khatly bertanya kepada Imam Ahmad: Apa komentar anda terhadap orang yang hanya berdiam di rumah atau di sebuah masjid lalu berkata aku tidak perlu bekerja karena rizkiku tidak akan lari dan pasti datang? Maka beliau menjawab: Orang tersebut bodoh terhadap ilmu, apakah tidak mendengarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam: Allah menjadikan rizkiku di bawah kilatan pedang (jihad). (3)
Sahl bin Abdullah At Tustary berkata: Barangsiapa yang merusak tawakkal berarti telah merusak pilar keimanan dan siapa yang merusak pekerjaan berarti telah membuat kerusakan dalam sunnah. (4)
Allah subhanahu wata'ala tidak melarang para hamba-Nya berusaha, bahkan Allah mencintai segala bentuk usaha asalkan sesuai dengan kaidah dan prinsip agama, maka tidak ada alasan untuk mencela jalur-jalur usaha yang halal, tetapi yang tercela adalah usaha yang haram atau melalaikan ibadah kepada Allah. Bahkan Allah akan memberi ampunan kepada orang yang kelelahan karena mencari nafkah dan gigih bekerja sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasalam: Barangsiapa yang bermalam badannya lelah karena pekerjaannya, maka bermalam dalam keadaan terampuni dosanya. (5)
Wahai saudaraku, saya sengaja memaparkan beberapa atsar dari para ulama yang mulia untuk menepis anggapan sebagian orang bodoh bahwa mencari nafkah dengan cara yang benar agar hidup mandiri dan tidak menjadi beban orang lain merupakan cinta dunia yang menodai sikap kezuhudan. Padahal tidaklah demikian bahkan Abu Darda' berkata: Termasuk tanda kefahaman seseorang terhadap agamanya, adalah adanya kemauan untuk mengurusi nafkah rumah tangganya.(6)
Pengusaha Muslim Harus Bangkit
Krisis global yang melanda sebagian pengusaha sekarang ini jangan mematahkan semangat para pengusaha muslim untuk mengembangkan usahanya, justru keadaan ini digunakan untuk mengoreksi apa yang menjadi sebab terjadinya krisis ekonomi. Jangan bersikap seperti orang-orang kafir, berputus asa dengan melampiaskannya ke diskotik, menenggak khamer atau bahkan tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Seorang Muslim dalam menghadapi setiap krisis, hendaknya menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah realita yang harus dihadapi dengan bekal kesungguhan, ilmu, ketawakalan dan menjauhi sifat pengecut serta pandai mengolah kelemahan menjadi sebuah kekuatan.
Situasi krisis harus menjadi cambuk bagi para pengusaha muslim untuk bangkit mencari peluang bisnis dan membuka kran rizki yang mampet. Karena pengusaha muslim dituntut menjadi teladan paripurna, termasuk semangatnya dalam mengais rizki dan membuka lapangan kerja yang halal. Abdurrahman bin Auf radhiyallohu'anhu ketika datang di Madinah dengan segala keterbatasan dan kehidupan yang serba susah, karena konsekwensi hijrah, beliau harus meninggalkan seluruh hartanya di Makkah. Pada kondisi seperti itu beliau mendapat tawaran bantuan namun beliau mengatakan "Tunjukkan kepadaku di mana pasar Madinah". Dalam waktu yang tidak begitu lama beliau sudah mampu hidup mandiri dan menikah dari hasil usahanya.
Kesibukan para utusan Allah subhanahu wata'ala dan para ulama salaf, dalam mencari ilmu dan berda'wah tidak melalaikan mereka mengais rizki yang halal untuk menafkahi keluarganya. Maka, para pengusaha muslim harus bisa meneladani mereka, kesibukannya dalam berusaha jangan membuatnya lalai menuntut ilmu atau alasan menuntut ilmu membuatnya malas untuk mencari nafkah.
Apapun bentuk usaha seorang muslim asalkan halal dan diperoleh dengan cara yang benar harus ditekuni dan dijalani dengan sungguh-sungguh dan penuh suka cita, hilangkan perasaan rendah diri, malu atau gengsi dengan profesi yang dijalaninya karena mungkin dianggap oleh kebanyakan orang sebagai bentuk profesi hina dan tidak bermartabat, sementara mulia dan tidaknya sebuah usaha atau profesi tidak bergantung pada bergengsi atau tidaknya di pandangan manusia seperti bekerja di perusahan asing ternama atau jabatan kelas tinggi atau bekerja ditempat yang basah duitnya, namun kemuliaan sebuah usaha sangat ditentukan oleh kehalalan dan benarnya jenis usaha dihadapan Allah serta terpuji dipandangan syariat islam.
Para nabi dan rasul telah memberikan contoh kepada kita dalam berusaha dan berkarya untuk menopang kelangsungan dakwah dan tersebarnya risalah, nabi Zakaria menjadi tukang kayu, nabi Idris menjahit pakaian dan nabi Daud membuat baju perang, sehingga bekerja untuk bisa hidup mandiri merupakan sunnah para utusan Allah subhanahu wata'ala dan berusaha untuk mencari nafkah baik dengan berniaga, bertani atau berternak tidak dianggap menjatuhkan martabat dan tidak bertentangan dengan sikap tawakkal.(7)
Begitu pula para ulama salaf mereka tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan ulet dalam berusaha, tapi mereka juga gigih dan tangguh dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama. Tidak mengapa seorang bekerja di bidang dakwah dan urusan kaum muslimlin lalu mendapat imbalan dari pekerjaan tersebut karena Umar bin Khaththab radhiyallohu'anhu ketika menjadi Khalifah mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dari baitul mal.(8)
Perlu diketahui bahwa kualitas seseorang sangat tergantung pada keberhasilannya, daya tariknya untuk memberi manfaat orang lain, hasil pekerjaannya, dan martabatnya di hadapan Allah dan hamba-Nya, maka seorang pengusaha muslim harus hidup berkecukupan agar menuntut ilmu menjadi mudah, beribadah menjadi lancar, bersosialisasi menjadi gampang, bergaul semakin indah, berdakwah semakin sukses, berumah tangga semakin stabil dan beramal shalih semakin tangguh.
Footnote:1. Shahih diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya (2072) dan Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 8/ 62. H.R Bukhari, Muslim dan Nasa'i dalam sunannya.3. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 302.4. Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, Hal: 299.5. LIhat fathul Bari, 4/353.6. Diriwayatkan Ibnu Abu Dunya dalam Ishlahul Mal Hal:223, Ibnu Abu Syaibah (34606) dan Al Baihaqi dalam As Syuab (2/365)7. Lihat Fathul Bary, Juz 4. / l 358 dan Al Minhaj Syarah Sahih Muslim Juz, 15/ 133.8. Lihat Fathul Bary, 4 / 357.
Friday, 6 August 2010
MASA-MASA YANG BERLALU.........
Dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan , maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma`af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(apakah yang dimaksud dengan beri'tikaf?)
Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf.... Atas segala salah dan khilaf selama ini, Mungkin ada yang tidak berkenan, baik disengaja ataupun tanpa sengaja Semoga kita bisa saling memaafkan, saling mengingatkan dengan berkasih sayang.... Semoga Rahmat Allah selalu meyertai kita.amin amin ya robalalamin
wassalam:)
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma`af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri`tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.(apakah yang dimaksud dengan beri'tikaf?)
Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf.... Atas segala salah dan khilaf selama ini, Mungkin ada yang tidak berkenan, baik disengaja ataupun tanpa sengaja Semoga kita bisa saling memaafkan, saling mengingatkan dengan berkasih sayang.... Semoga Rahmat Allah selalu meyertai kita.amin amin ya robalalamin
wassalam:)
Thursday, 5 August 2010
BERTEMU LAGI
MARHABAN YA RAMADHAN... Selamat Datang Ramadhan
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Marhaban Yaa syahru ramadhan
Marhaban syahrul maghfirah
Marhaban syahrul Quran....
Marhaban Yaa Syahrul ibadah...
Betapa bahagia kami masih boleh bertemu dengan mu lagi
Serasa lebih dari bertemu sang kekasih lantaran engkau terlalu berarti
Kedatanganmu membawa harapan
Agar keluar kami umat ini dari kegelapam
Menuju cahaya fitrimu yang terang benderang...
Malam seribu bulan sudah kami rindu dari sekarang
Ketika langit menggenapkan semua perjanjiannya
Menerima amanat rahmat hingga pagi harinya
Bagi siapa saja yang mendaki jalan ini
Berpuasa bukan untuk mulut dan hati
Namun berpuasa semata-mata hanya untuk Ilahi Rabbi
Marhaban Yaa ramadhan
Kami sambut kau dengan segenap harapan
Agar kami jalani hari demi harimu nanti
Dengan saling memperbaiki diri
Sebab hidup bukanlah hari ini
Yang ada disini tidaklah abadi
Sedang disisimu nanti , itulah yang abadi
Segala lelah payah, segala sakit, segala duka dan derita, darah dan airmata
Dalam perjuangan ini akan Engkau ganti
Melalui Ramadhan suci...
Bawalah kami pada titik cahaya tertinggi yang mampu kami daki
Melalui Ramadhan suci...
Basuhlah segala iri, dengki, ghibah, amarah dan fitnah
Dusta, putus asa, malas , serakah , bimbang dan sedih....
Basuhlah dari diri kami segala yang menghalangi turunnya RahmatMU pada kami Ya Rabbi...
Melalui Ramadhan suci.....
Cucilah...cucilah dosa-dosa kami hingga bersih
Di bulan suci ini dihari yang penuh barokah ini
Semoga kami diberi kekuatan besar untuk tahan menjalani malam-malam tarawehMu
Wahai Ramadhan , mengisi nafas dengan tilawatil quran
Jadikanlah kami perindu-perindu malam Mu
Akan sampaikah kami padaMU wahai pemilik Ramadhan?
Akan kah kau terima segala upaya kami yang dhoif
Fakir dan sangat mengharapkan keampunan-MU
Yaa Rabbi.... ampunilah dosa-dosa kami
Ampunilah segala salah dan khilaf selama ini
Karena kelalaian yang kami lakukan....
Ya Rabbi pimpinlah kami di jalan-MU menjalani hari-hari mendatang
Agar kami kembali kepada-MU kelak dalam keadaan suci
Agar kami termasuk hamba-hamba Yang Engkau Rindukan
Walaupun hamba bukanlah termasuk hamba-hamba Pilihan-MU
Marhaban Ya Ramadhan...
Selamat datang Ramadhan
Kami sambut datangmu.... dengan semangat untuk menang!
Kami tunggu datangmu dengan saling berkasih sayang
Kami tunggu datangmu dengan segala suka cita
Kami tunggu datangmu dengan segenap Rindu dan Harapan
Marhaban Ya Syahru Ramadhan
Marhaban Ya Syahrul maghfirah...
Marhaban Ya syahrul Quran
Marhaban Ya Syahrul Ibadah...
Marhaban Ya Ramadhan.....
***
Assalamualaikum saudaraku semuanya
Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf
Atas segala salah dan khilaf selama ini,
Mungkin ada yang tidak berkenan dari saya , baik disengaja ataupun tanpa sengaja
Semoga kita bisa saling memaafkan, saling mengingatkan dengan berkasih sayang....
Semoga Rahmat Allah selalu meyertai kita semuanya
Semoga RedhoNya mengiringi langkah kita...
Semoga di bulan suci ini DIA berkenan membersihkan jiwa dan raga...untuk kembali suci...
Sebelum kelak kita menghadap – Nya.... Sebelum hari perjanjian itu datang....
Ampuni kami Ya Rabbi ampuni salah dan khilaf kami selama ini...Ampuni dosa-dosa kami...
Amin Ya Allah.... Amin Ya Rabbal alamin....
Saudaraku , saya ucapkan
Selamat menyambut Ramadhan...
Selamat menunaikan ibadah puasa....
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaarakatuh...
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Marhaban Yaa syahru ramadhan
Marhaban syahrul maghfirah
Marhaban syahrul Quran....
Marhaban Yaa Syahrul ibadah...
Betapa bahagia kami masih boleh bertemu dengan mu lagi
Serasa lebih dari bertemu sang kekasih lantaran engkau terlalu berarti
Kedatanganmu membawa harapan
Agar keluar kami umat ini dari kegelapam
Menuju cahaya fitrimu yang terang benderang...
Malam seribu bulan sudah kami rindu dari sekarang
Ketika langit menggenapkan semua perjanjiannya
Menerima amanat rahmat hingga pagi harinya
Bagi siapa saja yang mendaki jalan ini
Berpuasa bukan untuk mulut dan hati
Namun berpuasa semata-mata hanya untuk Ilahi Rabbi
Marhaban Yaa ramadhan
Kami sambut kau dengan segenap harapan
Agar kami jalani hari demi harimu nanti
Dengan saling memperbaiki diri
Sebab hidup bukanlah hari ini
Yang ada disini tidaklah abadi
Sedang disisimu nanti , itulah yang abadi
Segala lelah payah, segala sakit, segala duka dan derita, darah dan airmata
Dalam perjuangan ini akan Engkau ganti
Melalui Ramadhan suci...
Bawalah kami pada titik cahaya tertinggi yang mampu kami daki
Melalui Ramadhan suci...
Basuhlah segala iri, dengki, ghibah, amarah dan fitnah
Dusta, putus asa, malas , serakah , bimbang dan sedih....
Basuhlah dari diri kami segala yang menghalangi turunnya RahmatMU pada kami Ya Rabbi...
Melalui Ramadhan suci.....
Cucilah...cucilah dosa-dosa kami hingga bersih
Di bulan suci ini dihari yang penuh barokah ini
Semoga kami diberi kekuatan besar untuk tahan menjalani malam-malam tarawehMu
Wahai Ramadhan , mengisi nafas dengan tilawatil quran
Jadikanlah kami perindu-perindu malam Mu
Akan sampaikah kami padaMU wahai pemilik Ramadhan?
Akan kah kau terima segala upaya kami yang dhoif
Fakir dan sangat mengharapkan keampunan-MU
Yaa Rabbi.... ampunilah dosa-dosa kami
Ampunilah segala salah dan khilaf selama ini
Karena kelalaian yang kami lakukan....
Ya Rabbi pimpinlah kami di jalan-MU menjalani hari-hari mendatang
Agar kami kembali kepada-MU kelak dalam keadaan suci
Agar kami termasuk hamba-hamba Yang Engkau Rindukan
Walaupun hamba bukanlah termasuk hamba-hamba Pilihan-MU
Marhaban Ya Ramadhan...
Selamat datang Ramadhan
Kami sambut datangmu.... dengan semangat untuk menang!
Kami tunggu datangmu dengan saling berkasih sayang
Kami tunggu datangmu dengan segala suka cita
Kami tunggu datangmu dengan segenap Rindu dan Harapan
Marhaban Ya Syahru Ramadhan
Marhaban Ya Syahrul maghfirah...
Marhaban Ya syahrul Quran
Marhaban Ya Syahrul Ibadah...
Marhaban Ya Ramadhan.....
***
Assalamualaikum saudaraku semuanya
Dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf
Atas segala salah dan khilaf selama ini,
Mungkin ada yang tidak berkenan dari saya , baik disengaja ataupun tanpa sengaja
Semoga kita bisa saling memaafkan, saling mengingatkan dengan berkasih sayang....
Semoga Rahmat Allah selalu meyertai kita semuanya
Semoga RedhoNya mengiringi langkah kita...
Semoga di bulan suci ini DIA berkenan membersihkan jiwa dan raga...untuk kembali suci...
Sebelum kelak kita menghadap – Nya.... Sebelum hari perjanjian itu datang....
Ampuni kami Ya Rabbi ampuni salah dan khilaf kami selama ini...Ampuni dosa-dosa kami...
Amin Ya Allah.... Amin Ya Rabbal alamin....
Saudaraku , saya ucapkan
Selamat menyambut Ramadhan...
Selamat menunaikan ibadah puasa....
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaarakatuh...
Sunday, 1 August 2010
RENUNGAN SEJENAK
Menutup aurat bukan sekadar pakai tudung
SATU ketika dulu, ramai mengatakan memakai tudung itu hanyalah sunat muakad atau tidak wajib. Kalau tidak memakai tudung, hanya berdosa kecil. Kononnya sebaik saja mengambil wuduk untuk bersolat lima waktu, secara automatik dosa kita dibasuh dan terhapus.
Apabila bergaul dengan pelbagai bangsa dan agama, kita banyak mendengar dan membaca bagaimana media barat memomokkan kod pakaian wanita Islam yang dikaitkan dengan maruah dan harga diri.
Di satu sudut lain, ada wanita Islam yang bertudung dan menyangkakan mereka sudah menutup aurat, tetapi masih mengenakan seluar jeans yang ketat, kemeja T menampakkan pakaian dalam atau yang hanya layak dipakai oleh adiknya berumur 10 tahun.
Ada juga yang mengenakan tudung, tetapi memakai kain terbelah sehingga menampakkan peha, pakaian terbelah di dada, kemeja T berlengan pendek dan ada kalanya memakai skirt separas betis. Persoalannya apakah ciri pakaian menutup aurat bagi wanita Islam?
Aurat berasal daripada bahasa Arab, ‘Aurah’ yang bererti kurang. Di dalam fiqh, aurat diertikan sebagai bahagian tubuh seseorang yang wajib ditutupi daripada pandangan orang lain. (Wahbah al-Zuhayli (1989), al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damsyik: Dar al-Fikr, halaman 579)
Walaupun ulama berkompromi mengenai had aurat yang perlu ditutup oleh wanita, namun mereka bersepakat mengatakan hukum menutup aurat bagi setiap wanita Muslim yang baligh adalah wajib. Untuk memenuhi syarat menutup aurat, pakaian seseorang wanita mestilah memenuhi syarat berikut:
l Menutupi had aurat yang sudah ditetapkan.
Jumhur ulama bersepakat mengatakan aurat bagi wanita baligh ialah seluruh tubuhnya kecuali muka dan tapak tangan. Oleh itu, mereka wajib menutup aurat daripada dilihat oleh lelaki ajnabi (bukan mahram).
Allah berfirman yang bermaksud: “Dan hendaklah mereka (wanita) menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka.” (Surah al-Nur, ayat 31)
Firman Allah lagi yang bermaksud: “Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (ketika mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (Surah al-Ahzab, ayat 59).
Ayat itu Allah memerintahkan supaya Nabi Muhammad SAW menyuruh isteri Baginda mengenakan pakaian yang menutup aurat. Suruhan itu juga ditujukan kepada semua wanita beriman.
l Pakaian yang longgar.
Tujuan utama wanita diwajibkan menutup aurat ialah untuk mengelakkan daripada lelaki ajnabi melihat tubuh badannya dan mengelakkan daripada berlakunya fitnah. Oleh itu, pakaian yang ketat walaupun tebal sudah pasti akan menampakkan bentuk tubuh badan. Wanita yang memakai pakaian ketat walaupun menutupi seluruh tubuh masih belum memenuhi tuntutan menutup aurat seperti dikehendaki syarak.
Syarat ini berdasarkan kepada kata Dahiyyah bin Khalifah al-Kalbi yang bermaksud: “Rasulullah SAW didatangi dengan beberapa helai kain ‘qubtiyyah’ (sejenis kain yang nipis buatan Mesir), lalu Baginda berkata: “Bahagikan kain ini kepada dua, satu daripadanya dibuat baju dan bakinya berikan kepada isterimu.” Apabila aku berpaling untuk beredar Baginda berkata: “Dan suruhlah isterimu meletakkan kain lain di bawahnya (supaya tidak nampak bentuk tubuhnya).”
Menurut Ibn Rusyd, ‘qubtiyyah’ ialah pakaian yang tebal tetapi melekat pada badan kerana ianya ketat dan menampakkan bentuk tubuh pemakainya. Oleh itu, Rasulullah SAW menyuruh Dahiyyah menyuruh isterinya melapik pakaian itu dengan kain lain supaya tidak menampakkan bentuk tubuhnya.
l Pakaian yang tidak jarang.
Syarak menetapkan pakaian wanita mestilah tidak jarang sehingga menampakkan bentuk tubuh atau warna kulitnya. Aisyah meriwayatkan bahawa saudaranya, Asma, pernah masuk ke rumah Rasulullah SAW dengan berpakaian tipis sehingga nampak kulitnya. Rasulullah SAW berpaling dan mengatakan: “Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan bila sudah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini sambil ia menunjuk muka dan kedua telapak tangannya.”
Teguran Rasulullah SAW terhadap Asma jelas menunjukkan bahawa pakaian yang jarang tidak memenuhi syarat menutup aurat bagi wanita baligh.
l Bukan pakaian yang menarik perhatian (pakaian syuhrah).
Apa yang dimaksudkan pakaian untuk bermegah ialah pakaian yang berlainan daripada pakaian orang lain sama ada dari segi warna, fesyen atau potongan sehinggakan menarik perhatian orang lain serta menimbulkan rasa bongkak pada pemakainya.
Ibn Umar meriwayatkan daripada Nabi SAW bahawa Baginda bersabda yang bermaksud: “Barang siapa yang memakai pakaian bermegah-megah maka Allah Taala akan memakaikannya dengan pakaian yang serupa pada hari kiamat kelak kemudian ia akan dijilat api neraka.”
l Tidak menyerupai pakaian lelaki atau pakaian orang kafir.
Pakaian yang menutup tubuh badan tidak dikira sebagai memenuhi ciri pakaian Islam jika menyerupai pakaian orang kafir. Ia berdasarkan hadis Rasulullah SAW seperti diriwayatkan Ibn Abbas: “Rasulullah melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki.”
Larangan menyerupai pakaian orang bukan Islam ini atas alasan ia boleh menjatuhkan martabat Islam dan penganutnya.
l Tidak bertabarruj.
Tabarruj dalam bahasa mudah boleh diertikan sebagai bersolek. Ada juga yang mengatakan tabarruj ialah melepaskan tudung kepalanya tetapi tidak mengikat/mengetatkannya, lalu terlihatlah rantai leher, anting-anting dan lehernya. Kesimpulannya tabarruj ialah memperlihatkan keelokan, kecantikannya yang sepatutnya wajib ditutup.
Larangan ini berdasarkan kepada firman Allah yang bermaksud: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku (tabarruj) seperti orang jahiliah dulu (pertama).” (Surah al-Ahzab, ayat 33)
Ayat itu petunjuk kepada isteri Nabi SAW supaya tetap di rumah dan tidak bertabarruj seperti orang jahiliah dulu. Konsep tabarruj jika dilihat dalam kerangka lebih luas meliputi perbuatan wanita mendedahkan aurat, memakai wangian apabila keluar rumah, cara berjalan atau tingkah laku yang menarik perhatian lelaki ajnabi.
Pakaian wanita menutup aurat mestilah memenuhi ciri disebutkan walau di mana mereka berada. Berdasarkan syarat itu juga dapat kita ukur sejauh mana wanita Muslimah sudah menutup aurat atau hanya bertudung saja seperti fenomena di Malaysia apabila ramai bertudung tetapi memakai pakaian tidak menepati syariat. Ia adalah fenomena pemakaian tudung kerana fesyen, ikut-ikutan, paksaan ataupun berdasarkan kejahilan dan bukannya ilmu Islam sebenar.
SATU ketika dulu, ramai mengatakan memakai tudung itu hanyalah sunat muakad atau tidak wajib. Kalau tidak memakai tudung, hanya berdosa kecil. Kononnya sebaik saja mengambil wuduk untuk bersolat lima waktu, secara automatik dosa kita dibasuh dan terhapus.
Apabila bergaul dengan pelbagai bangsa dan agama, kita banyak mendengar dan membaca bagaimana media barat memomokkan kod pakaian wanita Islam yang dikaitkan dengan maruah dan harga diri.
Di satu sudut lain, ada wanita Islam yang bertudung dan menyangkakan mereka sudah menutup aurat, tetapi masih mengenakan seluar jeans yang ketat, kemeja T menampakkan pakaian dalam atau yang hanya layak dipakai oleh adiknya berumur 10 tahun.
Ada juga yang mengenakan tudung, tetapi memakai kain terbelah sehingga menampakkan peha, pakaian terbelah di dada, kemeja T berlengan pendek dan ada kalanya memakai skirt separas betis. Persoalannya apakah ciri pakaian menutup aurat bagi wanita Islam?
Aurat berasal daripada bahasa Arab, ‘Aurah’ yang bererti kurang. Di dalam fiqh, aurat diertikan sebagai bahagian tubuh seseorang yang wajib ditutupi daripada pandangan orang lain. (Wahbah al-Zuhayli (1989), al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damsyik: Dar al-Fikr, halaman 579)
Walaupun ulama berkompromi mengenai had aurat yang perlu ditutup oleh wanita, namun mereka bersepakat mengatakan hukum menutup aurat bagi setiap wanita Muslim yang baligh adalah wajib. Untuk memenuhi syarat menutup aurat, pakaian seseorang wanita mestilah memenuhi syarat berikut:
l Menutupi had aurat yang sudah ditetapkan.
Jumhur ulama bersepakat mengatakan aurat bagi wanita baligh ialah seluruh tubuhnya kecuali muka dan tapak tangan. Oleh itu, mereka wajib menutup aurat daripada dilihat oleh lelaki ajnabi (bukan mahram).
Allah berfirman yang bermaksud: “Dan hendaklah mereka (wanita) menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka.” (Surah al-Nur, ayat 31)
Firman Allah lagi yang bermaksud: “Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (ketika mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (Surah al-Ahzab, ayat 59).
Ayat itu Allah memerintahkan supaya Nabi Muhammad SAW menyuruh isteri Baginda mengenakan pakaian yang menutup aurat. Suruhan itu juga ditujukan kepada semua wanita beriman.
l Pakaian yang longgar.
Tujuan utama wanita diwajibkan menutup aurat ialah untuk mengelakkan daripada lelaki ajnabi melihat tubuh badannya dan mengelakkan daripada berlakunya fitnah. Oleh itu, pakaian yang ketat walaupun tebal sudah pasti akan menampakkan bentuk tubuh badan. Wanita yang memakai pakaian ketat walaupun menutupi seluruh tubuh masih belum memenuhi tuntutan menutup aurat seperti dikehendaki syarak.
Syarat ini berdasarkan kepada kata Dahiyyah bin Khalifah al-Kalbi yang bermaksud: “Rasulullah SAW didatangi dengan beberapa helai kain ‘qubtiyyah’ (sejenis kain yang nipis buatan Mesir), lalu Baginda berkata: “Bahagikan kain ini kepada dua, satu daripadanya dibuat baju dan bakinya berikan kepada isterimu.” Apabila aku berpaling untuk beredar Baginda berkata: “Dan suruhlah isterimu meletakkan kain lain di bawahnya (supaya tidak nampak bentuk tubuhnya).”
Menurut Ibn Rusyd, ‘qubtiyyah’ ialah pakaian yang tebal tetapi melekat pada badan kerana ianya ketat dan menampakkan bentuk tubuh pemakainya. Oleh itu, Rasulullah SAW menyuruh Dahiyyah menyuruh isterinya melapik pakaian itu dengan kain lain supaya tidak menampakkan bentuk tubuhnya.
l Pakaian yang tidak jarang.
Syarak menetapkan pakaian wanita mestilah tidak jarang sehingga menampakkan bentuk tubuh atau warna kulitnya. Aisyah meriwayatkan bahawa saudaranya, Asma, pernah masuk ke rumah Rasulullah SAW dengan berpakaian tipis sehingga nampak kulitnya. Rasulullah SAW berpaling dan mengatakan: “Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan bila sudah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini sambil ia menunjuk muka dan kedua telapak tangannya.”
Teguran Rasulullah SAW terhadap Asma jelas menunjukkan bahawa pakaian yang jarang tidak memenuhi syarat menutup aurat bagi wanita baligh.
l Bukan pakaian yang menarik perhatian (pakaian syuhrah).
Apa yang dimaksudkan pakaian untuk bermegah ialah pakaian yang berlainan daripada pakaian orang lain sama ada dari segi warna, fesyen atau potongan sehinggakan menarik perhatian orang lain serta menimbulkan rasa bongkak pada pemakainya.
Ibn Umar meriwayatkan daripada Nabi SAW bahawa Baginda bersabda yang bermaksud: “Barang siapa yang memakai pakaian bermegah-megah maka Allah Taala akan memakaikannya dengan pakaian yang serupa pada hari kiamat kelak kemudian ia akan dijilat api neraka.”
l Tidak menyerupai pakaian lelaki atau pakaian orang kafir.
Pakaian yang menutup tubuh badan tidak dikira sebagai memenuhi ciri pakaian Islam jika menyerupai pakaian orang kafir. Ia berdasarkan hadis Rasulullah SAW seperti diriwayatkan Ibn Abbas: “Rasulullah melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki.”
Larangan menyerupai pakaian orang bukan Islam ini atas alasan ia boleh menjatuhkan martabat Islam dan penganutnya.
l Tidak bertabarruj.
Tabarruj dalam bahasa mudah boleh diertikan sebagai bersolek. Ada juga yang mengatakan tabarruj ialah melepaskan tudung kepalanya tetapi tidak mengikat/mengetatkannya, lalu terlihatlah rantai leher, anting-anting dan lehernya. Kesimpulannya tabarruj ialah memperlihatkan keelokan, kecantikannya yang sepatutnya wajib ditutup.
Larangan ini berdasarkan kepada firman Allah yang bermaksud: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku (tabarruj) seperti orang jahiliah dulu (pertama).” (Surah al-Ahzab, ayat 33)
Ayat itu petunjuk kepada isteri Nabi SAW supaya tetap di rumah dan tidak bertabarruj seperti orang jahiliah dulu. Konsep tabarruj jika dilihat dalam kerangka lebih luas meliputi perbuatan wanita mendedahkan aurat, memakai wangian apabila keluar rumah, cara berjalan atau tingkah laku yang menarik perhatian lelaki ajnabi.
Pakaian wanita menutup aurat mestilah memenuhi ciri disebutkan walau di mana mereka berada. Berdasarkan syarat itu juga dapat kita ukur sejauh mana wanita Muslimah sudah menutup aurat atau hanya bertudung saja seperti fenomena di Malaysia apabila ramai bertudung tetapi memakai pakaian tidak menepati syariat. Ia adalah fenomena pemakaian tudung kerana fesyen, ikut-ikutan, paksaan ataupun berdasarkan kejahilan dan bukannya ilmu Islam sebenar.
Subscribe to:
Posts (Atom)