Suatu ketika datanglah seseorang kepada Ibnu Mas’ud radhiyallu ‘anhu, sahabat Rasulullah saw, untuk meminta nasehat. “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasihat yang dapat ku jadikan obat bagi jiwaku yang sedang dilanda kecemasan dan kegelisahan. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram. Jiwaku selalu gelisah dan dan pikiranku pun serasa kusut masai. Makan tak enak tidurpun tak nyenyak.”
Mendengar itu Ibnu Mas’ud pun kemudian menasehatinya. ” Kalau penyakit seperti itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu ke tempat orang yang membaca Al-Quran atau dengarkanlah baik-baik orang yang membacanya; atau pergilah ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kita kepada Allah; atau carilah waktu dan tempat yang sunyi, kemudian di tengah malam buta, ketika orang-orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, memohon ketentraman jiwa, ketentraman pikiran, dan kemurnian hati kepada-Nya.Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, maka mintalah kepada Allah agar diberi hati yang lain karena hati yang kau pakai saat ini bukanlah hatimu.” (Al-Hadist)
Memohonlah kepada Allah supaya memperbaiki hati dan niatmu, karena tidak ada sesuatu yang paling berat untuk kau obati selain keduanya. Ketika hatimu sedang menghadap (Allah) maka seketika mungkin untuk berpaling, maka ketika menghadap itulah engkau harus merampasnya supaya tidak berpaling. (Uwais al Qarni/ Bahjatul Majalis, Ibnu Abdil Barr)
Monday, 21 June 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment